Kamis, 26 Desember 2019

Agama dan Masyarakat

Agama Dan Masyarakat

Agama

Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan.]Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan / atau menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia.
Banyak agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku, kependetaan, definisi tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-tempat suci, dan kitab suci. Praktik agama juga dapat mencakup ritual, khotbah, peringatan atau pemujaan tuhan, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trance, inisiasi, jasa penguburan, layanan pernikahan, meditasi, doa, musik, seni, tari, masyarakat layanan atau aspek lain dari kebudayaan manusia. Agama juga mungkin mengandung mitologi.
Kata agama kadang-kadang digunakan bergantian dengan iman, sistem kepercayaan atau kadang-kadang mengatur tugas; Namun, dalam kata-kata Émile Durkheim, agama berbeda dari keyakinan pribadi dalam bahwa itu adalah "sesuatu yang nyata sosia ]Émile Durkheim juga mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Sebuah jajak pendapat global 2012 melaporkan bahwa 59% dari populasi dunia adalah beragama, dan 36% tidak beragama, termasuk 13% yang ateis, dengan penurunan 9 persen pada keyakinan agama dari tahun 2005. Rata-rata, wanita lebih religius daripada laki-laki. Beberapa orang mengikuti beberapa agama atau beberapa prinsip-prinsip agama pada saat yang sama, terlepas dari apakah atau tidak prinsip-prinsip agama mereka mengikuti tradisional yang memungkinkan untuk terjadi unsur sinkretisme.






Pelembagaan Agama

Pengertian Lembaga Agama
Pengertian lembaga agama adalah lembaga mengatur kehidupan manusia. Hal ini sebagimana yang diungkapkan oleh para ahli, salah satunya tokoh sosiologi Emile Durkheim yang menyatakan bahwa agama adalah suatu sistem kepercayaan dan tingkah laku yang berhubungan dengan hal-hal yang dianggap sakral dan dilarang.
Definisi lembaga agama ini tentusaja mempersatukan semua penganutnya menjadi satu komunitas moral berdasarkan nilai-nilai bersama. Agama sebagai suatu kepercayaan memuat ajaran dan petunjuk agar penganutnya selamat di dunia dan pada kehidupan selanjutnya.
Agama juga merupakan seperangkat hukuman atau aturan tingkah laku yang selalu mengacu kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agama yang diakui di Indonesia adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Ciri-Ciri Lembaga Agama
Lembaga agama memiliki beberapa ciri sebagai berikut.
1. Merupakan sistem keyakinan.
2. Merupakan perwujudan sesuatu yang diyakini sebagai hal gaib.
3. Menjadi pendorong, penggerak, dan pengendali perilaku.
4. Mempersatukan umat.
5. Bertujuan memuliakan umatnya.
Peran dan Fungsi Lembaga Agama
Peran dan fungsi lembaga agama secara garis besarnya dibedakan menjadi dua, yaitu manifes (nyata) dan later (tersembunyi).
Fungsi Manifes Lembaga Agama
Adapun fungsi manifes lembaga agama sebagai berikut.
Edukatif
Lembaga agama mengajarkan dan membenikan pendidikan moral (berfungsi edukatif) bagi pemeluknya tentang hal-hal yang baik atau buruk sebagai pedoman tingkah laku pemeluknya. Ajaran agama memberikan penjelasan mengenai tindakan yang harus dilakukan dan dihindari oleh umat beragama.
Penyelamat
Melalui lembaga agama setiap masyarakat memiliki keyakinan akan terselamatkan kehidupannya baik di dunia maupun pada kehidupan selanjutnya. Setiap manusia tidak terhindar dan berbagai masalah dalam kehidupannya sehingga agama dapat menjadi penyelamat manusia.
Pengawas Sosial
Lembaga agama berperan Iangsung untuk mewujudkan keteraturan sosial dalam kehidupan bermasyarakat melalui larangan-larangan yang ada dalam kitab suci setiap agama. Dalam kitab suci dan ajaran agama terdapat sanksi yang kelak akan diterima apabila masyarakat melanggarnya.
Persaudaraan
Lembaga agama mampu mempertemukan kelompok atau golongan manusia yang heterogen dalam hal kebudayaan, ras, dan suku bangsa ke dalam suatu keluarga besar lembaga agama. Keterikatan persaudaraan terjalin ketika masyarakat merasakan adanya solidaritas dan kesatuan yang kuat karena adanya satu kepercayaan agama tertentu.
Fungsi Laten Lembaga Agama
Fungsi laten lembaga agama adalah memunculkan sikap fanatisme. Anggapan bahwa agama tertentu lebih balk daripada agama lain dapat menimbulkan sikap fanatisme sehingga dapat mengganggu kerukunan dan ketenteraman hidup beragama.
Contoh Lembaga Agama
Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak agama, tentusaja menciptkaan berbagai lembaga agama. Salah satu contohnya lembaga agama di Indonesia adalah MUI (Majelis Ulama’ Indonesia) yang mengakomodasi dan mengewasi setiap kegiatan agama, khususnya Agama Islam. Begitupula dengan agama lainnya, misalnya saja dalam Agama Kristen adalah Lembaga Agama PGI (Persekutuan Gereja-Gereje Indonesia), dan dalam Agama Katolik ada KWI yang artinya adalah Konferensi Wali Gereja Indonesia.

Agama, Konflik & Masyarakat

Kehidupan sosial di lingkungan masyarakat akan terus terjadi demi keberlangsungan hidup manusia itu sendiri. Akan ada banyak keuntungan yang dapat diraih dalam berinteraksi atau komunikasi terhadap sesama makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial akan bergantung dengan orang lain dan tidak dapat hidup sendiri. Interaksi merupakan hubungan timbal balik antar individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau bahkan kelompok dengan kelompok.
Kerja sama yang saling menguntungkan adalah tujuan dari setiap orang dalam membangun relasi. Tetapi dalam lika-liku kehidupan pasti akan timbul yang namanya sebuah masalah. Tergantung bagaimana sikap manusia dapat menyelesaikan masalah yang menghadang, bila dapat diselesaikan dengan baik maka masalah itupun akan dianggap selesai. Sebaliknya, jika tidak dapat diselesaikan maka akan terjadi konflik yang berkepanjangan dan sulit untuk diselesaikan. Konflik biasanya terjadi karena individu atau kelompok memiliki tujuan berbeda dengan pihak lain. Inilah sisi negatif atau resiko yang dapat ditimbulkan dari sebuah interaksi sosial masyarakat.
Konflik merupakan masalah yang cukup kompleks saat ini, terutama di Indonesia. Dikarenakan keberagaman suku, ras, dan agama yang ada. Perbedaan karakter dan kepentingan setiap kelompok yang tidak dapat berjalan beriringan satu sama lain menjadi salah satu faktor munculnya konflik. Walaupun konflik sering muncul, dimata dunia warga negara Indonesia tetap dapat berjalan beriringan atau damai dan demokratis.
Hal ini karenanya adanya sikap toleransi dan norma-norma yang berlaku di masyarakat sejak zaman nenek moyang. Isu SARA merupakan hal yang biasa terjadi di Indonesia. Agama sendiri juga sebagai salah satu norma yang berjalan di masyarakat. Di Indonesia setidaknya ada 5 agama yang dianut masyarakat, yaitu islam, keristen, katolik, budha, hindu, danh kong hu chu. Dalam pembahasan kali ini akan dibahas lebih lanjut tentang konflik agama yang terjadi di masyarakat.
Ralf Dahrendrof  salah seorang tokoh yang berpengaruh dalam teori konflik, pemikirannya mulai dan sangat dipengaruhi oleh fungsionalisme struktural. Dia mencatat bahwa bagi sang fungsionalis, sistem sosial dipengaruhi oleh kerja sama sukarela atau konsensus umum atau keduanya. Akan tetapi, bagi teoretisi konflik (atau paksaan), masyarakat dipersatukan oleh pembatasan yang dipaksakan. Dengan demikian, beberapa posisi di masyrakat merupakan kekuasaan dan otoritas yang didelegasikan kepada orang lain. Fakta kehidupan sosial tersebut membawa Dahrendorf kepada tesis sentralnya bahwa distribusi otoritas yang diferensial selalu menjadi faktor penentu konflik-konflik sosial sistematik (Ritzer, 2012:451).
Terjadinya pengelompokan atau pelapisan sosial yang terbentuk dimasyarakat, salah satunya kelompok agama. Dari agama yang memiliki Tuhan, kitab, kepercayaan, dan cara beribadah yang berbeda. Bahkan pada kelompok agama masih terbagi kedalam kelompok-kelompok yang lebih kecil lagi. Contoh islam ada aliran Nahdatul Ulama', Muhammadiyah, LDII, Ahmadiyah, Wahabi, dan masih banyak lagi. Hanya karena berbeda madzhab saja konflik masih sering terjadi antar aliran tersebut padahal masih dalam satu naungan, yaitu agama islam. Apalagi perbedaan agama yang mempunyai kepercayaan dan keyakinan yang berbeda pasti lebih sering terjadi pertentangan atau yang lebih dikenal dengan isu sara. Sistem pelapisan sosial di masyarakat dibentuk oleh manusia sebagai makhluk sosial dengan pengaruh kebudayaan yang berlaku dan akibat adanya keterpaksaan.
Penguasa juga berpengaruh penting sehingga terjadinya konflik, kebijakan yang dilakukan adil atau tidak bagi warganya. Meski terkadang penguasa sudah bersikap adil masih ada sebagian kelompok masyarakat yang merasa kebijakan tersebut tidak adil. Padahal penguasa sebagai pemegang kekuasaan tertinggi sudah memberikan kebijakan sesuai porsi dan kebutuhan yang dimiliki. Sifat dasar alamiah manusia memiliki nafsu yang sulit untuk di puaskan atau merasa terpuaskan. Tidak menutup kemungkinan konflik terjadi akibat dari penguasa itu, yang menjadi faktor yaitu korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam dunia politik hal ini sangat sulit untuk dihindari jika tidak dibekali dengan ajaran agama yang mendalam. Penguasa yang melakukan KKN biasanya tidak akan bertahan lama kekuasaannya.
Pada dasarnya, apabila merujuk pada al-Qur'an, banyak indikasi yang menjelaskan adanya faktor konflik yang ada di masyarakat. Secara tegas al-Qur'an menyebutkan bahwa faktor faktor konflik itu sesungguhnya berawal dari manusia. Misalnya dalam surat yusuf ayat 5, sebagai berikut:

5.  Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia" (Kahmad, 2002:148).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa ada sesuatu didalam diri manusia yang selalu berusaha menarik dirinya untuk menyimpang dari nilai-nilai dan norma agama. Atau secara lebih tegas disebutkan bahwa kerusakan bisa berbentuk kerusuhan, demonstrasi, dan lain-lain diakibatkan tangan manusia. Maka dapat disimpulkan bahwa penyebab konflik agama adalah penganutnya bukan agamanya, untuk mengidentifikasikan timbulnya konflik. Penganut agama tentu manusia, dan manusia adalah bagian dari masyarakat. Maka masyarakat akan menjadi lahan konflik dalam tataran kehidupan sosial. Anggapan bahwa dirinya paling berkuasa dan kaum mayoritas yang menguasai kaum minoritas, ini juga berlaku dalam bidang agama baik antar agama ataupun antar aliran.
Dibawah ini unsur-unsur yang mempertajam konflik, sebagai berikut:
Konflik ideologis yang mendasar karena rasa tidak senang terhadap nilai-nilai kelompok lain.
Sistem stratifikasi sosial yang berubah dan mobilitas satatus yang cederung untuk memaksakan adanya kontak diantara individu-individu dan kelompok-kelompok yang secara sosial dulunya sedikit banyak terpisah.
Perjuangan mencapai kekuasaan politik yang semakin tajam untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh pemerintah kolonial yang cenderung mencapur-aduk perbedaan-perbedaan agama dengan kepentingan politik.
Kebutuhan mencari kambing hitam untuk memusatkan ketegangan akibat perubahan sosial yang begitu cepat (Robertson, 1995:214).
Menurut Heiler, orang yang mengakui kesatuan agama, harus memegangnya dengan serius dengan toleransi dalam kata-kata dan perbuatan. Disini Heiler melihat betapa dekatnya agama-agama itu satu sama lainya, dengan membandingkan strukturnya, keyakinan, dan amalan-amalanya, dia dibawa pada suatu yang melampaui semua namun tetap imanen dalam hati manusia. Lebih lanjut dikatakan, cara penyelesaian koinflik antar agama yaitu dengan melakukan dialog bersama agama lain, diperlukan adanya sikap paling terbuka, saling menghormati dan kesediaan untuk mendengarkan yang lain. Sikap-sikap ini diperlukan untuk mencari titik temu antara berbagai agama, karena masing-masing agama mempunyai karakteristik yang unik dan kompleks (Tharaba, 2016:85).
Kesimpulan
Dahrendorf dalam tesis sentralnya mengatakan bahwa distribusi otoritas yang diferensial selalu menjadi faktor penentu konflik-konflik sosial sistematik. Terjadinya pengelompokan atau pelapisan sosial yang terbentuk dimasyarakat, salah satunya kelompok agama yang menimbulkan konflik. Penguasa juga berpengaruh penting sehingga terjadinya konflik, kebijakan yang dilakukan adil atau tidak bagi warganya. Penyebab konflik agama adalah penganutnya bukan agamanya, untuk mengidentifikasikan timbulnya konflik. Banyak unsur yang mempertajam adanya konflik. Cara penyelesaian koinflik antar agama yaitu dengan melakukan dialog bersama agama lain, diperlukan adanya sikap paling terbuka, saling menghormati dan kesediaan untuk mendengarkan yang lain.


Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Agama
           http://dosensosiologi.com/pengertian-lembaga-agama-ciri-fungsi-dan-contoh-lengkap/

Ilmu Pengetahuan Teknologi & Kemiskinan

Ilmu Pengetahuan Teknologi & kemiskinan


Sistem Ekonomi Produksi & Konsumsi

Sistem perekonomian adalah sistem yang dipakai oleh sebuah negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dikuasainya baik untuk perorangan ataupun instansi di negara itu. Perbedaan utama antara satu sistem ekonomi dengan sistem ekonomi yang lain yaitu bagaimana cara sistem itu mengelola faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu diizinkan memiliki seluruh faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut dikuasai oleh pemerintah.
Sistem perekonomian yang diterapkan oleh negara Indonesia adalah Sistem perekonomian Pancasila. Ini artinya sistem perekonomian yang dijalankan di Indonesia harus berpedoman pada Pancasila. Sehingga secara normatif Pancasila dan UUD 1945 adalah landasaan idiil sistem perekonomian di Indonesia.
tutip dipit munyubet idinyi konstatesa dilimkontuks hekem titi nugiri Anggras, yiate subigiamini dakumekikinoluh Phallaps Hood ind Jickson subigia: 46 Bindangkin dungin kusampelin ying dakumekikin oluh Brain Thompson “i body of liws, cestoms ind convuntaons thit dufanu thu composataon tunting Konstatesa Anggras, “An othur words thu Bratash constatetaon wis not midu, rithur ind powurs of thu orgins of thu Stitu ind
Pengertian Sistem  Ekonomi
Sistem ekonomi adalah suatu aturan dan tata cara untuk mengatur perilaku masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi untuk menraih suatu tujuan. Sistem perekonomian di setiap negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara  lain ideologi  bangsa, sifat dan jati diri bangsa, dan struktur ekonomi.
Sistem Perekonomian Pasar (Liberalis / Kapitalis)
Sistem ekonomi Pasar/Liberal/Kapitalis adalah sistem ekonomi dimana ekonomi diatur oleh kekuatan pasar (permintaan dan penawaran). Sistem ekonomi liberal merupakan sistem perekonomian yang memberikan kebebasan seutuhnya dalam segala bidang perekonomian kepada setiap orang untuk memperoleh keuntungan yang seperti dia inginkan. Sistem ekonomi liberal banyak dianut negara-negara Eropa  dan Amerika Serikat.
Ciri-ciri :
1. Menerapkan sistem persaingan bebas
2. Kedaulatan konsumen dan kebebasan dalam konsumsi
3. Peranan pemerintah dibatasi
4. Peranan modal sangat penting
Kelebihan :
1. Setiap individu bebas memiliki alat produksi sendiri
2. Kegiatan ekonomi lebih cepat maju karena adanya persaingan
3. Produksi didasarkan kebutuhan masyarakat
4. Kualitas barang lebih terjamin
Kekurangan :
1. Sulit terjadi pemerataan pendapatan.
2. Rentan terhadap krisis ekonomi
3. Menimbulkan monopoli
4. Adanya eksploitasi
Sistem Perekonomian Perencanaan (Etatisme / Sosialis)
Sistem ekonomi etatisme/sosialis merupakan sistem ekonomi dimana ekonomi diatur  negara. Dalam sistem ini, jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi tanggung jawab negara atau pemerintah pusat. Dalam perekonomia ini yang menjadi dasar adalah Karl Marx , dia berpendapat bahwa apabila kepemilikan pribadi dihapuskan maka tidak akan memunculkan masyarakat yang berkelas-kelas sehingga akan menguntungkan semua pihak. Negara yang menganut sistem ini seperti Rusia, Kuba, Korea Utara, dan negara komunis lainnya.
Ciri-ciri :
1. Hak milik individu tidak diakui.
2. Seluruh sumber daya dikuasai negara.
3. Semua masyarakat adalah karyawan bagi negara.
4. Kebijakan perekonomian disusun dan dilaksanakan pemerintah.
Kelebihan :
1. Pemerintah lebih mudah ikut campur dalam pembentukan harga.
2. Kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi secara merata.
3. Pelaksanaan pembangunan lebih cepat.
4. Pemerintah bebas menentukan produksi sesuai kebutuhan masyarakat.
Kekurangan :
1. Individu tidak mempunyai kebebasan dalam berusaha
2. Tidak ada kebebasan untuk memiliki sumber daya.
3. Potensi dan kreativitas masyarakat tidak berkembang.
thit rugelitu thu rulitaons of at his grown”. Abad., hil. 5. 47 O. Hood Phallaps, Constatetaonil ind idmanastritavu Liw, 7th ud., Swuut ind Mixwull, London, 987, hil. 5. 48 Avo D. Dechicuk, “Constatetaon/Constatetaonilasm” dilim Bogdinor, Vurnon 45 Brain Thompson, Tuxtbook on Constatetaonil ind idmanastritavu Liw, udasa ku-, (ud), Blickwull’s uncyclopudai of Polatacil Scauncu, Blickwull, Oxford, 9


Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran merupakan campuran atau perpaduan antara sistem ekonomi liberal dengan sistem ekonomi sosialis. Pada sistem ekonomi campuran pemerintah melakukan pengawasan dan pengendalian dalam perekonomian, namun pihak swasta (masyarakat) masih diberi kebebasan untuk menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi yang ingin mereka jalankan.
Ciri-ciri :
1. Jenis dan jumlah barang diproduksi ditentukan oleh mekanisme pasar.
2. Hak milik swasta atas alat produksi diakui, asalkan penggunaannya tidak merugikan kepentingan umum.
3. Pemerintah bertanggung jawab atas jaminan sosial dan pemerataan pendapatan.
4. Ada persaingan, tetapi masih ada kontrol pemerintah
Kelebihan :
1. Kestabilan ekonomi terjamin
2. Pemerintah dapat memfokuskan perhatian untuk memajukan sektor usaha menengah dan kecil
3. Adanya kebebasan berusaha dapat mendorong kreativitas individu
Kekurangan :
1. Sulit menentukan batas antara kegiatan ekonomi yang seharusnya dilakukan pemerintah dan swasta
2. Sulit menentukan batas antara sumber produksi yang dapat dikuasai oleh pemerintah dan swasta
Sistem Perekonomian Indonesia
Setiap negara menganut sistem ekonomi yang berbeda-beda terutama Indonesia dan Amerika serikat , dua negara ini pun menganut sistem ekonomi yang berbeda. Awalnya Indonesia menganut sistem ekonomi liberal, yang mana seluruh kegiatan ekonomi diserahkan kepada masyarakat. Akan tetapi karena ada pengaruh komunisme yang disebarkan oleh Partai Komunis Indonesia, maka sistem ekonomi di Indonesia berubah dari sistem ekonomi liberal menjadi sistem ekonomi sosialis.
Pada masa Orde Baru, sistem ekonomi yang dianut oleh bangsa Indonesia diubah kembali menjadi sistem demokrasi ekonomi. Namun sistem ekonomi ini hanya bertahan hingga masa Reformasi. Setelah masa Reformasi, pemerintah melaksanakan sistem ekonomi yang berlandaskan ekonomi kerakyatan. Sistem inilah yang masih berlaku di Indonesia. Berikut sistem ekonomi yang dianut oleh Indonesia dari masa Orede Baru hingga sekarang :
Sistem Ekonomi Demokrasi
Sistem ekonomi demokrasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah pimpinan dan pengawasan pemerintah. Pada sistem demokrasi ekonomi, pemerintah dan seluruh rakyat baik golongan ekonomi lemah maupun pengusaha aktif dalam usaha mencapai kemakmuran bangsa. Selain itu, negara berperan dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan kegiatan perekonomian. Dengan demikian terdapat kerja sama dan saling membantu antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Ciri-ciri positif pada sistem ekonomi demokrasi :
1. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
2. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
3. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
4. Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
5. Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat.
6. Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
7. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
Ciri-ciri negatif pada sistem ekonomi demokrasi :
1. Sistem free fight liberalism, yaitu sistem persaingan bebas yang saling menghancurkan dan dapat menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa lain sehingga dapat menimbulkan kelemahan struktural ekonomi nasional.
2. Sistem etatisme, di mana negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor negara.
3. Persaingan tidak sehat dan pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk monopoli yang merugikan masyarakat.
42.Blickstonu Pruss ltd., London, 997, hil. .6 7
•                       i0. Burlikenyi seite konstatesa subigia hekem disir ying mungakit Whun iny of ats provasaons conflact wath thu provasaons of thu ordanirydadisirkin itis kukeisiin turtangga itie pransap kudielitin ying dai- liw, at pruvials ind thu ordaniry liw mest gavu wiy”.net dilim seite nugiri. Jaki nugiri ate munginet pihim kudielitin Kiruni ate, dakumbingkinnyi pungurtain ‘constateunt powur’rikyit, miki sembur lugatamisa
Sistem Ekonomi Kerakyatan
Pemerintah bertekad melaksanakan sistem ekonomi kerakyatan dengan mengeluarkan ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1999, tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara yang menyatakan bahwa sistem perekonomian Indonesia adalah sistem ekonomi kerakyatan. Sistem ekonomi ini berlaku sejak tahun 1998. Pada sistem ekonomi kerakyatan, masyarakatlah yang memegang aktif dalam kegiatan ekonomi, sedangkan pemerintah yang menciptakan iklim yang bagus bagi pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha. Ciri-ciri sistem ekonomi ini adalah :
1. Bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan yang sehat.
2. Memerhatikan pertumbuhan ekonomi, nilai keadilan, kepentingan sosial, dan kualitas hidup.
3. Mampu mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
4. Menjamin kesempatan yang sama dalam berusaha dan bekerja.
5. Adanya perlindungan hak-hak konsumen dan perlakuan yang adil bagi seluruh rakyat.
ngin dumakain kupidiimuraki Surakit (pruimblu) turdipit purkitiin “Wu thu puoplu”, tutipa Mihkimih igeng52.ying daturipkin susenggehnyi idilih sastum purwikalin, ying pur-timi kila daidopsa dilim konvunsa kheses (spucail convuntaon) din

Sistem Ekonomi Indonesia dalam UUD 1945


Berdasarkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pasal 33 setelah amandemen
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.****)
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.****)

Kemakmuran & Kemiskinan

Kemakmuran merupakan suatu keadaan yang berkembang, berkemajuan, memiliki keberuntungan baik dan/atau memiliki status sosial yang sukses. Kemakmuran seringkali mencakup kekayaan, tetapi juga meliputi faktor-faktor lain yang mungkin saja terpisah dari kekayaan pada berbagai tingkat, misalnya kebahagiaan dan kesehatan.

Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan, dll.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
* Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
* Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.
* Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomidi seluruh dunia. Gambaran tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi secara halal. Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang.

Teknologi & Kemiskinan

Kemiskinan tidak bisa diukur hanya dengan padangan mata saja (eye estimate)karena sifatnya sangat subjektif. kalau mau dibilang tergantung siapa yang memandang. sehingga ini metode ini sangat riskan untuk disalahgunakan. Pembenarannya hanya ada pada subjek pengamatnya saja. pertanyaannya adalah apakah para akademisi, politisi, ekonom dan masyarakat itu sepakat dengan dugaan kita atau opini kita mengenai kemiskinan yang kita definisikan sendiri berdasarkan metode pandangan mata saja? Apakah hasilnya bisa digunakan untuk mengeneralisasi kemiskinan yang terjadi sama di setiap wilayah.
Secara logika sederhanapun kita akan menjawab tidak. Mengapa demikian? Saya berikan contoh penduduk miskin di kota besar/kota metropolitan tidak sama karateristiknya dengan penduduk miskin yang berada di pedesaan. Penanggulan kemiskinan tidak akan berhasil atau sia-sia jika kebijakan yang diambil tidak disesuai dengan karateristikk kemiskinan ini. Pemberian bantuan alat pertanian, pupuk, lahan dan bibit tanaman kepada rumahtangga miskin di pedesaan mungkin saja menjadi kebijakan yang tepat untuk membantu mereduksi kemiskinan di pedesaan.
Akan tetapi, apakah hal ini bisa diterapkan di daerah perkotaan sebagai instrumen pengurang angka kemiskinan di wilayah perkotaan. Tentu saja jawabannya ini kebijakan yang kurang tepat. Makanya menentukan kategori seseorang apakah miskin, hampir miskin atau tidak miskin.
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu alat ukur yang bisa dijadikan pegangan kita agar tidak subjektif , bisa dipertanggungjawabkan secara keilmuan dan lebih objektif dalam hal menggolongkan penduduk menjadi  penduduk miskin atau tidak. Tapi perlu diingat namanya metodologi hanyalah sebuah pendekatan hasil kerja ilmiah yang tentu saja tidak lepas dari kesalahan. baik itu terkait kesalahan alat atau metodenya maupun manusianya (human errornya).
Dalam mengukur kemiskinan BPS mencoba melakukan penghitungan kemiskinan  dengan pendekatan kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Artinya kemiskinan itu dipandang sebagai suatu bentuk ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasarnya baik makanan maupun nonmakanan yang diukur dari sisi pengeluaran dengan membangun suatu garis imaginer untuk memilah penduduk miskin, hampir miskin dan tidak miskin yang dinamakan garis kemiskinan.
Garis ini dibentuk oleh garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskian non-makanan.  Perlu keahlian khusus dan teliti dalam melakukan penghitungan seperti ini.
BPS sebelum membentuk garis kemiskinan, terlebih dahulu mengumpulkan data dan informasi terkait pengeluaran penduduk baik makanan dan non-makanan yang dituangkan dalam suatu kegiatan yang disebut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahunnya. Tujuannya adalah untuk menangkap dan melihat jumlah pengeluaran rata-rata dari sisi makanan dan non-makanan pada rumah tangga yang terpilih sebagai sampel yang mewakili karateristik populasi suatu masyarakat di suatu wilayah.
Untuk pengeluaran makanan pendekatan yang digunakan sekitar 174 komoditas yang mencakup bahan makan, bahan minuman dan rokok dan tembakau yang dikelompokkan menjadi 14 subkelompok pokok yakni subkelompok padi-padian; subkelompok umbi-umbian; subkelompok ikan/udang/cumi/kerang; subkelompok Daging; subkelompok Telur dan Susu; subkelompok sayur-sayuran; subkelompok Kacang-kacangan; subkelompok buah-buahan; subkelompok minyak dan kelapa; subkelompok bahan minuman; subkelompok bahan minuman; subkelompok bahan makanan lainnya; subkelompok makanan dan minuman jadi; dan subkelompok rokok dan tembakau yang dikonsumsi selama seminggu terakhir.
Sedangkan untuk menghitung pengeluaran non-makanan menggunakan 121 komoditas yang terbagi ke dalam 6 subkelompok yaitu subkelompok perumahan dan fasilitas rumah tangga; subkelompok aneka barang dan jasa ; subkelompok pakaian, alas kaki dan tutup kepala; kelompok barang tahan lama; sub kelompok pajak, pungutan dan asuransi;  dan sub kelompok keperluan pesta dan upacara/kenduri.
Dari total kesemuaan komoditas di atas  52 komoditas yang berasal dari komoditas makanan dihitung rata-rata pengeluarannya dan dijadikan dasar pembentuk garis kemiskinan makanan. Sedangkan untuk garis kemiskinan non makanan diambil 51 komoditas untuk dihitung rata-rata pengeluarannya untuk wilayah perkotaan dan 47 komoditas untuk wilayah pedesaan.
Dengan berbagai prosesi lain yang cukup rumit dihasilkanlah suatu garis kemiskinan. Bersamaan dengan itu, BPS tidak hanya menghitung estimasi jumlah penduduk miskin namun disertai dengan beberapa karateristik-karateristik pokok yang melekat pada penduduk miskin.
Karateristik yang dikumpulkan itu antara lain: rata-rata tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk miskin yang berumur 15 tahun keatas; Angka partisipasi sekolahnya; Angka melek hurufnya; status bekerjanya untuk penduduk miskin yang berumur 15 tahun e atas; menurut sektor bekerjanya; dan lain sebagainya.
Angka kemiskinan yang dihasilkan akan lebih menggambarkan kondisi yang sebenarnya juga sangat bergantung pada kejujuran responden sebagai sumber data utama keberhasilan pemerintah dalam menghasilkan data kemiskinan yang valid dan akurat. secanggih apapun suatu model atau metode yang dipakai jika data yang diberikan tidak benar ataupun asal-asalan tidak menutup kemungkinan akan berimbas kepada estimasi penduduk miskin yang kurang tepat.
karena kesalahan suatu metode bukan hanya berasal dari metodenya akan tetapi juga sangat dipengaruhi kesalahan manusia (human error)baik sebagai pengumpul data maupun sebagai sumberdata (responden) . Satu hal sebagai  penutup yang penting untuk kita semua, data yang sudah dikumpulkan dengan susah payah akan sangat bermanfaat jika digunakan untuk melihat fenomena yang terjadi di sekeliling kita.
 

Mengukur kemiskinan
Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori , yaitu Kemiskinan absolutdan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa).
Bank Duniamendefinisikan Kemiskinan absolutsebagai hidup dg pendapatan dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengahuntuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $2/hari."[1] Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001.[1] Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.
Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota dan ghetto yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara berkembang.
Kemiskinan tidak bisa dipahami dengan menggunakan satu dimensi atau satu indikator saja. Kemiskinan sangat kompleks, sehingga diperlukan indikator atau ukuran yang multidimensi. Indikator yang banyak digunakan adalah indikator global dengan menggunakan pendekatan moneter seperti garis kemiskinan yang digunakan oleh World Bank dengan batas USD 1.25 Purchasing Power Parity(PPP) atau melalui pendekatan konsumsi dasar (basic need) yang digunakan pula di Indonesia[2]. Sementara itu, pendekatan tersebut hanya melihat indikator pendapatan atau konsumsi yang dilakukan masyarakat dan menurut Sen (2000) dianggap belum menangkap akar permasalahan kemiskinan yang sebenarnya[3].
Untuk melihat persoalan kemiskinan secara holistik, dikembangkan IKM (Indeks Kemsikinan Multidimensi). Konsep tersebut pertama kali dikembangkan oleh Oxford Poverty and Human Initiative (OPHI) berkolaborasi dengan Nation Development Programme (UNDP) pada tahun 2010. Tujuan utama dari dikembangkannya konsep tersebut adalah untuk memetakan indikator-indikator kemiskinan secara lebih komprehensif dan jelas. Hasilnya, ketika diadposi di Indonesia, ada tiga indikator yang digunakan untuk memahami persoalan kemiskinan, yaitu kesehatan, pendidikan, dan standar kualitas hidup[4]. Indikator-indikator tersebut menunjukan bahwa pedekatan moneter dan konsumsi saja tidak cukup untuk memberikan gambaran yang jelas tentang kemiskinan, diperlukan indikator-indikator lain seperti kesehatan, pendidikan, dan standar kualitas hidup.

Penyebab Kemiskinan
Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
* penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin. Contoh dari perilaku dan pilihan adalah penggunaan keuangan tidak mengukur pemasukan.
* penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga. Penyebab keluarga juga dapat berupa jumlah anggota keluarga yang tidak sebanding dengan pemasukan keuangan keluarga.
* penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar. Individu atau keluarga yang mudah tergoda dengan keadaan tetangga adalah contohnya.
* penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi. Contoh dari aksi orang lain lainnya adalah gaji atau honor yang dikendalikan oleh orang atau pihak lain. Contoh lainnya adalah perbudakan.
* penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari kemalasan, namun di Amerika Serikat(negara terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu, orang yang tidak sejahtera atau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis kemiskinan.

Ilmu Pengetahuan & Daya Kemampuan Manusia

Struktur sosial dan interaksi sosial
Ada dua ilmu sosial, yaitu Antropologi –khususnya Antropologi sosial dan Sosiologi, yang sangat berkepentingan dengan pembahasan tentang struktur sosial ini, obyek pengkajian kedua ilmu itu sama membahas tentang masyarakat dan kebudayaan, hanya kalau Antropologi lebih menitik beratkan pada fenomena kebudayaan, sedangkan Sosiologi lebih
menitik beratkan pada fenomena kemasyarakatannya.
Menurut pengertian umum, struktur dapat diartikan sebagai konstruksi, rangkaian atau susunan dari berbagi substansi yang ada didalamnya, namun tidak sekedar bertumpuk dari atas ke bawah atau kepinggir tetapi juga menyebar menurut tempatnya masing-masing; biasanya konsep struktur ini dipakai dalam peristilahan teknik, hanya karena untuk lebih mempermudah pemahaman tetang gejala-gejala sosial, walaupun sebenarnya abstrak, konsep ini dipakai juga dalam peristilahan sosial.
Sudut pandang Antropologi (sosial) :
Dalam Antropologi sosial, konsep tentang struktur sosial dipergunakan sebagai sinonim dari organisasi sosial, dan terutama dipergunakan dalam analisa terhadap masalah kekerabatan, lembaga politik, dan lembaga hukum dari masyarakat yang sederhana. Keesing (1992) mengatakan bahwa struktur sosial adalah organisasi kelompok atau masyarakat dilhat sebagai strruktur kedudukan dan peranan; abstraksi formal dari hubungan –hubungan sosial yang berfungsi dalam komunitas.
Terdapat beberapa pendapat tentang penggunaan konsep struktur sosial, seperti yang dikemukakan oleh Radcliffe-Brown (1940) yang menyatakan bahwa struktur sosial itu adalah suatu rangkaian kompleks dari relasi-relasi sosial yang berwujud dalam suatu masyarakat, struktur sosial itu mencakup seluruh hubungan antara individu-individu pada saat tertentu, oleh karenanya struktur sosial itu merupakan aspek non-prosesual dari sistem sosial, isinya adalah keadaan statis dari sistem sosial yang bersangkutan. pernyataan ini dianggap terlalu sederhana dan luas sehingga Evans-Pritchard (1957) lebih mengarahkannya sebagai suatu bentuk relasi-relasi yang tetap yang menyatukan kelompok-kelompok pada satuan yang lebih luas.
Gagasan yang mendasar dalam struktur sosial adalah bagian-bagaian, atau unsurunsur dalam masyarakat itu yang tersusun secara teratur guna membentuk suatu kesatuan yang sistematik; konsep struktur sosial merupakan suatu yang heuristik, atau sesuatu yang diwujudkan bagi tujuan penelitian, bdengan demikian sebenarnya hal itu lebih merupakan suatu gagasan belaka, atau suatu bentukan pikiran. Manakala berbicara tentang struktur sosial suatu masyarakat, maka berbicara tentang sistem politik, hukum, kekerabatan, sedangkan yang biasanya menjadi pembicaraan adalah model-model, bukan sesuatu yang konkrit.
Sudut Pandang Sosiologi
Masyarakat adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai unsur di dalamnya, unsur - unsur itu saling berhubungan satu sama lain (interdependensi), pola saling ketergantungan unsur mana terwujud dalam berbagai gejala sosial dengan jaringan hubungan yang
fungsional; gejala-gejala sosial inipun ditelaah sebagai bagian dari suatu sistem. Suatu sistem sosial selalu memuat dua dimensi keadaan, mencakup (1) aspek statis, yaitu dalam bentuk struktur sosial, dan (2) aspek dinamis, yaitu dalam bentuk proses sosial, yang berintikan interaksi sosial.
Pada beberapa keadaan, struktur sosial dipergunakan untuk menggambarkan keteraturan sosial, untuk menunjuk pada perilaku yang diulang-ulang dengan bentuk atau cara yang sama. Struktur sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan antara peranan-peranan. Interaksi dalam sistem sosial dikonsepkan secara lebih terperinci dengan menjabarkan manusia yang menempati posisi-posisi dan melaksanakan peranannya.
struktur sosial adalah suatu fenomena sosial yang merupakan susunan lembagalembaga sosial, lembaga-lembaga sosial mana secara sengaja dibentuk oleh masyarakat dengan tujuan untuk menciptakan suatu keteraturan sosial dengan mengatur hubunganhubungan antar manusia dalam rangka memenuhi berbagai macam kebutuhan hidup mereka, keteraturan sosial ini juga untuk menunjuk pada perilaku yang diulang-ulang dengan bentuk atau cara yang sama. Soerjono Soekanto (1983) menyatakan bahwa yang jelas sebenarnya struktur sosial itu merupakan suatu jaringan daripada unsur-unsur sosial yang pokok dalam masyarakat; unsur-unsur pokok yang pokok tersebut mencakup :
1. Kelompok sosial
2. Stratifikasi sosial
3. Lembaga sosial
4. Kekuasaan dan wewenang
5. kebudayaan
Kelompok Dalam Masyarakat

Pandangan Umum
Manusia dengan berbagai cara selalu mengadakan hubungan antara satu dengan yang lain, secara mendasar fenomena ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia itu cenderung selalu berkelompok; setiap kali seseorang mengadakan hubungan dengan orang lain, pada hakekatnya setiap kali itu pula ia telah membentuk dan memasuki kelompok. Demikianlah kehidupan manusia adalah kehidupan kelompok. Kelompok-kelompok itu pada hakekatnya dibentuk untuk memenuhi atau mencapai tujuan tertentu anggota-anggotanya . Mengingat , bahwa kebutuhan atau kepentingan orang itu banyak sekali, maka mudah dipahami jika orang itu lalu hidup dalam berbagai kelompok yang satu sama lain saling berhubungan dan bahkan ada yang saling tumpang tindih. Jika tiap-tiap kelompok itu hanya membatasi dirinya hanya untuk tujuan-tujuan tertentu saja, maka akan ada kelompok besar yang mencakup semua kelompok kecil yang bersifat khusus itu
Kelompok ‘Kita’ dan kelompok ‘Mereka’
Dalam banyak keadaan orang biasa membedakan antara „kita?atau „kami?, yaitu anggapan bahwa orang-orang yang terlibat dalam satu situasi atau kepentingan yang sama dianggap sebagai satu kelompok, dan „mereka?, yaitu anggapan bahwa orang-orang lain yang tidak terlibat dalam satu situasi atau kepentingan yang sama dianggap sebagai kelompok lain. kelompok pertama dengan mana individu mengidentifikasikan dirinya, dalam konsep sosiologi W.G. Sumner (1940) disebut sebagai ‘in-group’, sedangkan kelompok kedua dengan mana individu-individunya diidentifikasikan menurut situasi dan kepentingan yang berbeda disebut sebagai ‘out- group’.
.Kelompok berdasarkan sifat relasi
Charles. H. Cooley (1930) membagi masyarakat dalam dua golongan kelompok, yaitu yang disebut dengan kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group); unsur esensial dalam kelompok primer, ialah antaraksi dan antar relasi sosial. Di dalam berantaraksi dalam kelompok primer anggota yang satu mermperhatikan anggota yang lain sebagai individu-individu dengan kwalitas-kwalitas yang unik, tidak sebagai kesatuankesauan yang kosong yang membentuk kelompok; tiap-tiap anggota kelompok primer terhadap satu sama lain mempunyai arti yang khas sedemikian rupa, sehingga anggota yang satu tidak dapat diganti oleh anggota-anggota lain tanpa mengganggu emosi dan relasi-relasi dalam kelompok.

Kelompok berdasarkan Gemeinschaft dan Gesselschaft
Ferdinand Tonnies (1960) mengatakan bahwa manusia dan kemauannya selalu hidup saling berhubungan yang ditujukan untuk mempertahankan ataupun untuk menghilangkan kemauan orang lain; hubungan-hubungan yang ditujukan untuk mempertahankan kemauan itu adalah hubungan-hubungan yang bersifat positif, yang kegunaannya adalah untuk membentuk suatu kelompok yang dapat bekerja ke luar maupun ke dalam, kelompok mana dapat berbentuk sebagai „gemeinschaft? dapat pula sebagai „gesselschaft’; dalam konsep setempat „gemeinschaft? ini diartikan sebagai paguyuban dan „gesselschaft? sebagai patembayan.
Kelompok berdasar kesadaran, intensitas relasi, dan formalitas
Vander Zanden (1979) menentukan sekurang ada tiga ukuran dalam menjelaskan
kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat :
1. kesadaran akan jenis atau macam, tentang ciri-ciri orang lain seperti ciri-ciri diri
sendiri,
2. relasi-relasi sosial antara individu-individu, yaitu pengaruh timbal balik antara dua
orang atau lebih atas perasaan, sikap, dan tindakan-tindakan,
3. organisasi formal, yaitu kesatuan sosial yang tersusun dengan sempurna untuk
mancapai tujuan tujuan tertentu.
Berdasarkan ukuran tersebut dari sekian banyaknya kelompok di dalam masyarakat
Cara yang Tepat Untuk Mengatasi Kemiskinan
Untuk mengatasi kemiskinan yang terjadi di negara ini tentu saja harus dilakukan dengan baik. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kemiskinan yang ada. Namun tentunya, dalam mengatasi kemiskinan tersebut tentunya dibutuhkan waktu yang tidak sebentar agar angka kemiskinan yang ada di Indonesia bisa diperbaiki.
Meningkatkan Lapangan Pekerjaan
Salah satu masalah penyebab kemiskinan ialah banyaknya pengangguran. Dengan menyediakan lowongan pekerjaan yang lebih banyak, hal ini bisa sedikit membantu masalah pengangguran. Tentu saja, tak hanya pihak pemerintah yang membuka lowongan pekerjaan, pihak swasta juga harus memberikan kesempatan yang sama bagi para pencari pekerjaan.
Namun, membuka peluang usaha sendiri bisa dibilang jauh menjanjikan. Dengan membuka peluang usaha sendiri, tentu membuat Anda tidak perlu repot-repot untuk melamar sebuah pekerjaan. Selain itu, Anda juga bisa mengembangkan usaha yang Anda jalani tanpa harus bergantung pada orang lain.
Meningkatkan Fasilitas Layanan Umum
Akan ada banyak hal yang dibahas dalam penyebab dan cara mengatasi kemiskinan yang satu ini. Nah, meningkatkan fasilitas umum yang ada akan sangat membantu untuk mengatasi kemiskinan.
Salah satunya contohnya yakni dengan membangun fasilitas jalan bagi desa-desa yang ada di Indonesia. Jika, setiap daerah memiliki fasilitas jalan yang baik, maka hal ini akan sangat berpengaruh pada kegiatan ekonomi masyarakat sekitarnya.
Selain itu, meningkatkan layanan kesehatan juga menjadi poin penting yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Dengan tingginya akan kesehatan masyarakat Indonesia sendiri, maka hal ini sangat penting untuk meningkatkan angka kesejahteraan masyarakat.
Menghapus Larangan Impor Beras

import beras tetap dilakukan dengan kadar sewajarnya tdak berlebihan tirto.id
Rupanya, larangan impor beras yang ada saat ini bukan menjadi sebuah kebijakan yang tepat bagi para petani. Justru, hal ini akan sangat merugikan rakyat miskin. Menurut sebuah studi yang telah dilakukan, nyatanya larangan impor beras menambah jumlah kemiskinan hingga 1,5 juta jiwa.
Karena alasan itulah sehingga dilakukan penghapusan larangan impor beras menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Selain itu, mengganti larangan impor dengan biaya bea masuk yang lebih rendah serta memperbolehkan siapa saja untuk melakukan kegiatan impor bisa menjadi salah satu langkah yang tepat untuk mengatasi kemiskinan.
Memperbaiki Kualitas Pendidikan

pendidikan adalah kunci kesuksesan suatu bangsa usembassy.gov
kualitas pendidikan yang rendah merupakan salah satu penyebab dan cara mengatasi kemiskinan karena pendidikan yang rendah ialah dengan meningkatkan kualitasnya. Meski ada program wajib belajar 12 tahun, namun jika hal tersebut tidak ditunjang dengan beberapa fasilitas dan program yang layak dan tepat, tentu hal tersebut tidak bisa berjalan dengan baik.
Tentu Penting bagi pemerintah untuk memberikan dana yang lebih bagi peningkatan fasilitas pendidikan untuk membantu mengembangkan pengetahuan siswa. Seliin itu, pemberian beasiswa bagi siswa yang kurang mampu juga menjadi salah satu langkah yang tepat untuk mengatasi tingkat pendidikan yang rendah.







Sumber : https://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2014/02/sistem-ekonomi-di-indonesia.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
https://id.wikipedia.org/wiki/Sosial_ekonomi

Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat

Pertentangan Sosial & Integrasi Masyarakat

Prasangka, Diskriminasi & Enthnosentrisme

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

Definisi Konflik

Ada beberapa pengertian konflik menurut beberapa ahli.
1. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
2. Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
3. Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
4. Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.
5. Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
6. Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993).
7. Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace & Faules, 1994:249).

Penyebab Konflik
* Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
* Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
* Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.
* Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.


8. Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi (Folger & Poole: 1984).
9. Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber – sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat (Myers,1982:234-237; Kreps, 1986:185; Stewart, 1993:341).
10. Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam level yang berbeda – beda (Devito, 1995:381)

Jenis Jenis Konflik

Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 7 macam :
* Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
* Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar geng).
* Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
* Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
* Konflik antar atau tidak antar agama
* Konflik antar politik.
* konflik individu dengan kelompok
Selain itu terdapat berbagai macam konflik yang dikelompokkan dalam beberapa jenis antara lain sebagai berikut :

Macam-macam konflik berdasarkan pihak yang terlibat di dalamnya
Konflik dalam diri individu (conflict within the individual), adalah konflik yang terjadi karena memilih tujuan yang saling bertentangan, atau karena tuntutan tugas yang terlampau banyak untuk di tinggalkan.
* Konflik antar-individu (conflict among individual), adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepribadian antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.
* Konflik antar individu dan kelompok (conflict among individual and groups), adalah konflik yang terjadi karena terdapat individu yang gagal beradaptasi dengan norma-norma kelompok dimana tempat ia bekerja.
* Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama (conflict among groups in the same organization) adalah konflik yang terjadi karena setiap kelompok memiliki tujuan tersendiri dan berbeda yang ingin di capai.
* Konflik antar organisasi (conflict among organization), adalah konflik yang terjadi karena tindakan yang dilakukan oleh anggota organisasi yang menimbulkan dampak negatif bagi anggota organisasi lain.
* Konflik antar individu dalam organisasi yang berbeda (conflict among individual in different organization), adalah konflik yang terjadi karena sikap atau perilaku anggota organisasi yang berdampak negatif anggota organisasi lain.
Macam-macam konflik berdasarkan fungsinya
Konflik konstruktif, adalah konflik yang mempunyai nilai positif kepada pengembangan organisasi.
* Konflik destruktif, adalah konflik yang memiliki dampak negatif kepada pengembangan organisasi.
Macam-macam konflik berdasarkan posisi seseorang dalam struktur organisasi
* Konflik vertikal, adalah konflik yang terjadi antara karyawan yang memiliki jabatan yang tidak sama dengan dalam organisasi.
* Konflik horizontal, adalah konflik yang terjadi karena memiliki kedudukan/jabatan yang sama atau setingkat dalam organisasi.
* Konflik garis staf, adalah konflik yang terjadi karyawan yang memegang posisi komando, dengan pejabat staf sebagai penasehat dalam organisasi.
* Konflik peran, adalah konflik yang terjadi karena individu memiliki peran yang lebih dari satu.
Macam-macam konflik berdasarkan dampak yang timbul
* Konflik fungsional, adalah konflik yang memberikan manfaat atau keuntungan bagi organisasi yang dapat dikelola dan dikendalikan dengan baik.
* Konflik Infungsional, adalah konflik yang dampaknya merugikan orang lain.
Macam-macam konflik berdasarkan sumber konflik
* Konflik tujuan, adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan individu, organisasi atau kelompok yang memunculkan konflik
* Konflik peranan, adalah konflik yang terjadi karena terdapat peran yang lebih dari satu.
* Konflik nilai, adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan nilai yang dianut oleh seseorang berbeda dengan nilai yang dianut oleh organisasi atau kelompok.
* Konflik kebijakan, adalah konflik yang terjadi karena individu atau kelompok tidak sependapat dengan kebijakan yang diambil oleh organisasi.
Macam-macam konflik berdasarkan bentuknya
* Konflik realistis, adalah konflik yang terjadi karena kekecewaan individu atau kelompok atas tuntutannya.
* Konflik nonrealistif, adalah konflik yang terjadi karena kebutuhan yang meredakan ketegangan.
Macam-macam konflik berdasarkan tempat terjadinya
* Konflik in-group, adalah konflik yang terjadi dalam kelompok atau masyarakat sendiri
* Konflik out-group, adalah konflik yang terjadi antara suatu kelompok atau masyarakat dengan suatu kelompok atau masyarakat lain.
Akibat konflik[
Hasil dari sebuah konflik adalah sebagai berikut :
* meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
* keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.
* perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dll.
* kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
* dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
Para pakar teori telah mengklaim bahwa pihak-pihak yang berkonflik dapat memghasilkan respon terhadap konflik menurut sebuah skema dua-dimensi; pengertian terhadap hasil tujuan kita dan pengertian terhadap hasil tujuan pihak lainnya. Skema ini akan menghasilkan hipotesis sebagai berikut:
* Pengertian yang tinggi untuk hasil kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk mencari jalan keluar yang terbaik.
* Pengertian yang tinggi untuk hasil kita sendiri hanya akan menghasilkan percobaan untuk "memenangkan" konflik.
* Pengertian yang tinggi untuk hasil pihak lain hanya akan menghasilkan percobaan yang memberikan "kemenangan" konflik bagi pihak tersebut.
* Tiada pengertian untuk kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk menghindari konflik.

Contoh konflik
* Konflik Vietnam berubah menjadi perang.
* Konflik Timur Tengah merupakan contoh konflik yang tidak terkontrol, sehingga timbul kekerasan. hal ini dapat dilihat dalam konflik Israel dan Palestina.
* Konflik Katolik-Protestan di Irlandia Utara memberikan contoh konflik bersejarah lainnya.
* Banyak konflik yang terjadi karena perbedaan ras dan etnis. Ini termasuk konflik Bosnia-Kroasia (lihat Kosovo), konflik di Rwanda, dan konflik di Kazakhstan.

Menjelaskan Pengertian Prasangka & Diskriminasi

* Prasangka dan Diskriminasi dapat merugikan pertumbuh-kembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya. Melalui proses belajar dan semakin dewasanya manusia, membuat sikap cenderung membeda-bedakan dan sikap tersebut menjurus kepada prasangka. Apabila individu mempunyai prasangka dan biasanya bersifat diskriminatif terhadap ras yang diprasangka. Jika prasangka disertai dengan agresivitas dan rasa permusuhan, biasanya orang yang bersangkutan mencoba mendiskiminasikan pihak-pihak lain yang belum tentu salah, dan akhirnya dibarengi dengan sifat Justifikasi diri, yaitu pembenaran diri terhadap semua tingkah laku diri.
* Perbedaan Prasangka dan Diskriminasi, prasangka adalah sifat negative terhadap sesuatu. Dalam kondisi prasangka untuk menggapai akumulasi materi tertentu atau untuk status sosial bagi suatu individu atau suatu. Seorang yang berprasangka rasial biasanya bertindak diskriminasi terhadap rasa yang diprasangka.
* Sebab Timbulnya Prasangka dan Diskriminasi, berlatar belakang sejarah. dilatar belakangi oleh perkembangan sosiokultural dan situsional. bersumber dari faktor kepribadian, berlatar belakang dari perbedaan keyakinan dan agama.
* Usaha untuk mengurangi Prasangka dan Diskriminasi dapat dilakukan dengan perbaikan kondisi sosial dan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan usaha peningkatan pendapatan bagi WNI yang masih di bawah garis kemiskinan. Perluasan kesempatan belajar. Sikap terbuka dan lapang harus selalu kita sadari.

Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang lain.
* Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran politik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi.
* Diskriminasi langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.
* Diskriminasi tidak langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan.Diskriminasi ditempat kerja
* Diskriminasi dapat terjadi dalam berbagai macam bentuk:
* dari struktur upah,
* cara penerimaan karyawan,
* strategi yang diterapkan dalam kenaikan jabatan, atau
* kondisi kerja secara umum yang bersifat diskriminatif.
* Diskriminasi di tempat kerja berarti mencegah seseorang memenuhi aspirasi profesional dan pribadinya tanpa mengindahkan prestasi yang dimilikinya.
* Teori statistik diskriminasi berdasar pada pendapat bahwa perusahaan tidak dapat mengontrol produktivitas pekerja secara individual. Alhasil, pengusaha cenderung menyandarkan diri pada karakteristik-karakteristik kasat mata, seperti ras atau jenis kelamin, sebagai indikator produktivitas, seringkali diasumsikan anggota dari kelompok tertentu memiliki tingkat produktivitas lebih rendah.



Sebab Sebab Timbulnya Prasangka & Diskriminasi
Prasangka Sosial
Sumber prasangka sosial, antara lain:
Ketidaksetaraan Sosial
Ketidaksetaraan sosial ini dapat berasal dari ketidaksetaraan status dan prasangka serta agama dan prasangka. Ketidaksetaraan status dan prasangka merupakan kesenjangan atau perbedaan yang mengiring ke arah prasangka negatif. Sebagai contoh, seorang majikan yang memandang budak sebagai individu yang malas, tidak bertanggung jawab, kurang berambisi, dan sebagainya, karena secara umum ciri-ciri tersebut ditetapkan untuk para budak. Agama juga masih menjadi salah satu sumber prasangka. Sebagai contoh kita menganggap agama yang orang lain anut itu tidak sebaik agama yang kita anut.
Identitas Sosial
Identitas sosial merupakan bagian untuk menjawab “siapa aku?” yang dapat dijawab bila kita memiliki keanggotaan dalam sebuah kelompok. Kita megidentifikasikan diri kita dengan kelompok tertentu (in group), sedangkan ketika kita dengan kelompok lain kita cenderung untuk memuji kebaikan kelompok kita sendiri.
Konformitas
Konformitas juga merupakan salah satu sumber prasangka sosial. Menurut penelitian bahwa orang yang berkonformitas memiliki tingkat prasangka lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak berkonformitas
Prasangka secara Emosional
Prasangka secara Emosional sering kali timbul dipicu oleh situasi sosial, pada hal faktor emosi juga dapat memicu prasangka sosial. Secara emosional, prasangka dapat dipicu oleh frustasi dan agresi, kepribadian yang dinamis, dan kepribadian otoriter.
Frustasi dan Agresi Rasa sakit sering membangkitkan pertikaian
Salah satu sumber frustasi adalah adanya kompetisi. Ketika dua kelompok bersaing untuk memperebutkan sesuatu, misalnya pekerjaan, rumah, dan derajat sosial, pencapaian goal salah satu pihak dapat menjadikan frustasi bagi pihak yang lain.
Kepribadian yang dinamis Status
Untuk dapat merasakan diri kita memiliki status, kita memerlukan adanya orang yang memiliki status dibawah kita. Salah satu kelebihan psikologi tentang prasangka adalah adanya sistem status, yaitu perasaan superior. Contohnya adalah ketika kita mendapatkan nilai terbaik dikelas, kita merasa menang dan dianggap memiliki status yang lebih baik.
Kepribadian Otoriter
Emosi yang ikut berkontribusi terhadap prasangka adalah kepribadian diri yang otoriter. Sebagai contoh, pada studi orang dewasa di Amerika, Theodor Adorno dan kawan-kawan (1950) menemukan bahwa pertikaian terhadap kaum Yahudi sering terjadi berdampingan dengan pertikaian terhadap kaum minoritas.
Prasangka Kognitif
Memahami stereotipe dan prasangka akan membantu memahami bagimana otak bekerja. Selama sepuluh tahun terakhir, pemikiran sosial mengenai prasangka adalah kepercayaan yang telah distereotipekan dan sikap prasangka timbul tidak hanya karena pengkondisian sosial, sehingga mampu menimbulkan pertikaian,akan tetapi juga merupakan hasil dari proses pemikiran yang normal. Sumber prasangka kognitif dapat dilihat dari kategorisasi dan simulasi distinktif. Kategorisasi merupakan salah satu cara untuk menyedehanakan lingkungan kita, yaitu dengan mengkelompokkan objek-objek berdasarkan kategorinya. Biasanya individu dikategorikan berdasarkan jenis kelamin dan etnik. Sebagai contoh, Tom (45 tahun), orang yang memiliki darah Afrika-Amerika. Dia merupakan seorang agen real estat di Irlandia Baru. Kita memiliki gambaran dirinya adalah seorang pria yang memiliki kulit hitam, daripada kita menggambarkannya sebagai pria berusia paruh baya, seorang bisnisman, atau penduduk bagian selatan. Berbagai penelitian mengekspos kategori orang secara spontan terhadap perbedaan ras yang menonjol. Selain menggunakan kategorisasi sebagai cara untuk merasakan dan mengamati dunia, kita juga akan menggunakan stereotipe. Seringkali orang yang berbeda, mencolok, dan terlalu ekstrem dijadikan perhatian dan mendapatkan perlakuan yang kurang ajar. Berdasarkan pada perspektif tersebut, sumber utama penyebab timbulnya prasangka adalah faktor individu dan sosial. Menurut Blumer, (dalam Zanden, 1984) salah satu penyebab terjadinya prasangka sosial adalah adanya perasaan berbeda dengan kelompok lain atau orang lain misalnya antara kelompok mayoritas dan kelompok minoritas. Berkaitan dengan kelompok mayoritas dan minoritas tersebut di atas Mar’at,(1988) menguraikan bahwa prasangka sosial banyak ditimbulkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
1. Kekuasaan faktual yang terlihat dalam hubungan kelompok mayoritas dan minoritas.
2. Fakta akan perlakuan terhadap kelompok mayoritas dan minoritas.
3. Fakta mengenai kesempatan usaha antara kelompok mayoritas dan minoritas. Fakta mengenai unsur geografik, di mana keluarga kelompok mayoritas dan minoritas menduduki daerah-daerah tertentu.
4. Posisi dan peranan dari sosial ekonomi yang pada umumnya dikuasai kelompok mayoritas
5. Potensi energi eksistensi dari kelompok minoritas dalam mempertahankan hidupnya
Prasangka sosial terhadap kelompok tertentu bukanlah suatu tanggapan yangdibawa sejak lahir tetapi merupakan sesuatu yang dipelajari. Menurut Kossen(1986) seseorang akan belajar dari orang lain atau kelompok tertentu yang menggunakan jalan pintas mental prasangka. Jadi, seseorang memiliki prasangka terhadap orang lain karena terjadinya proses belajar.
Penyebab Diskriminasi
Terjadinya diskriminasi dalam masyarakat dilatarbelakangi oleh sejarah, oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional, faktor kepribadian dan perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama suatu individu atau kelompok dalam masyarakat.
Usaha Usaha Mengurangi Prasangka dan Diskriminasi
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan mencegah timbulnya prasangka, yaitu:
1. Melalukan kontak langsung
2. Mengajarkan pada anak untuk tidak membenci
3. Mengoptimalkan peran orang tua, guru, individu dewasa yang dianggap penting oleh anak dan media massa untuk membentuk sikap menyukai atau idak menyukai melalui contoh perilaku yang ditunjukkan (reinforcement positive).
4. Menyadarkan individu untuk belajar membuat perbedaan tentang individu lain, yaitu belajar mengenal dan memahami individu lain berdasarkankarakteristiknya yang unik, tidak hanya berdasarkan keanggotaan individu tersebut dalam kelompok tertentu. Menurut Worchel dan kawan-kawan (2000), upaya tersebut akan lebih efektif jika dibarengi dengan kebijakan pemerintah melalui penerapan hukum yang menjunjung tinggi adanya persamaan hak dan pemberian sanksi pada tindakan diskriminasi baik berdasarkan ras, suku, agama, jenis kelamin, usia, dan faktor-faktor lainnya.
Alasan-alasan yang mendasari hukum dapat mengurangi prasangka adalah:
1. Hukum membuat diskriminasi menjadi perbuatan ilegal, sehingga akan mengurangi tindakan yang memojokkan pada kehidupan anggota-anggota minoritas.
2. Hukum membantu untuk menetapkan atau memantapkan norma-norma dalam masyarakat, yaitu hukum berperan dalam mendefinisikan jenis-jenis perilaku yang dapat diterima atau tidak dapat diterima dalam masyarakat.
3. Hukum mendorong konformitas terhadap perilaku yang non diskriminatif, yang mungkin pada akhirnya akan menghasilkan internalisasi sikap tidak berprasangka melalui proses persepsi diri atau pengurangan disonansi

Upaya Mengurangi Diskriminasi Dalam Masyarakat
Untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh pengaruh negatif keragaman, maka perlu dilakukan upaya-upaya seperti berikut ini:
* Menumbuhkan semangat religius.
* Menumbuhkan semangat nasionalisme.
* Menumbuhkan semangat pluralisme.
* Menumbuhkan semangat humanisme.
* Mengadakan dialog antar-umat beragama.
* Membangun pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan antar agama, media massa dan harmonisasi dunia.
* Keterbukaan, kedewasaan sikap pemikiran global yang bersifat inklusif.
* Kesadaran kebersamaan dalam mengurangi sejarah.
Etnosentrismeadalah penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai dan standar budaya sendiri. Orang-orang etnosentris menilai kelompok lain relatif terhadap kelompok atau kebudayaannya sendiri, khususnya bila berkaitan dengan bahasa, perilaku, kebiasaan, dan agama. Perbedaan dan pembagian etnis ini mendefinisikan kekhasan identitas budaya setiap suku bangsa. Etnosentrisme mungkin tampak atau tidak tampak, dan meski dianggap sebagai kecenderungan alamiah dari psikologi manusia, etnosentrisme memiliki konotasi negatif di dalam masyarakat.

Pertentangan Sosial & Ketegangan Dalam Masyarakat

Pertentangan dan Ketegangan dalam Masyarakat

Konflik (pertentangan) mengandunng suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikan sebagai pertentangan yang kasar dan perang. Dasar konflik pun berbeda-beda.
Dalam hal ini terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik, yaitu:
a.  Terdapatnya dua atau lebih unit/bagian yang terlibat di dalam konflik.
b.  Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap maupun gagasan.
c.  Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunbyai perbedaan-  perbedaan tersebut.

Setiap orang atau kelompok dalam menghadapi masalah sosial selalu melihat dari sistem nilai yang berlaku pada kelompoknya. Kesadaran akan pengertian adanya perbedaan kebudayaan sistem nilai, perbedaan sistem agama yang ada di Indonesia adalah sangat penting bagi bangsa Indonesia. Pada dasarnya problema yang dihadapi oleh negara Indonesia meliputi :

1. Masalah Pemerintah
2. Masalah ideologi bangsa
3. Masalah kedaerahan atau minoritas
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi paa lingkungan yang paling kecil yaitu individu,sampai kepada lingkungan yang luas yaitu masyarakat.
Adapun cara-cara menyelesaikan masalah konflik yaitu:


1. Elimination; yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik yagn diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri
2. Subjungation;  atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya
3. Majority Rule; artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority Consent; artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk melakukan kegiatan bersama.
5. Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah
6. Integration; artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak
Golongan golongan yang berbeda dan integrasi nasional

a. Masyarakat Majemuk dan Nation Indonesia
Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan social yang dipersatukan oleh kekuatan nasional yang berwujud Negara Indonesia. Untuk lebih jelasnya dikemukakan aspek dari kemasyarakatan tersebut:
1.  Suku bangsa dan kebudayaan.
2.  Agama.
3.  Bahasa.
4.  Nasion Indonesia.
b. Integrasi
Masalah besar yang dihadapi bangsa Indonesia setelah merdeka adalah integrasi diantara masyarakat yang majemuk. Integrasi bukan peleburan. Tetapi keserasian persatuan.
Variable-variabel yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi adalah:
1. Klaim/tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya.
2. Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antara warga Negara Indonesia asli dengan keturunan (Tionghoa, Arab).
3. Agama, sentiment agama dapat digerakkan untuk  mempertajam perbedaan kesukuan.
c. Integrasi Sosial
Dapat diartikan adanya kerja sama dari seluruh anggota masyarakat mulai dari individu, keluarga, lembaga masyarakat secara keseluruhan. Integrasi masyarakat akan terwujud apabila mampu mengendalikan prasangka yang ada dimasyarakat sehingga tidak terjadi konflik, dominasi, tidak banyak sistem yang saling melengkapi dan tumbuh integrasi tanpa paksaan.

Integrasi Nasional


Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Faktor Pendorong Integrasi Nasional, Faktor Pendukung Integrasi Nasional dan Faktor Penghambat Integrasi Nasional. Kita semua wajib untuk mengikut sertakan diri dalam menjaga integrasi nasional dari berbagai macam ancaman, gangguan, hambatan yang datang dari mana saja baik dari luar maupun dalam.
Berikut adalah faktor pendorong, pendukung dan penghambat integrasi nasional.
Faktor pendorong:
1. Adanya rasa yang senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor-faktor sejarah.
2. Adanya ideologi nasional yang tercermin di dalam simbol negara yakni Garuda Pancasila dan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
3. Adanya sikap tekad dan keinginan untuk kembali bersatu di dalam kalangan Bangsa Indonesia seperti yang telah dinyatakan di dalam Sumpah Pemuda.
4. Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan adanyadan munculnya semangat nasionalisme dalam kalangan Bangsa Indonesia.
Faktor pendukung integrasi nasional
1. Penggunaan bahasa Indonesia.
2. Semangat persatuan serta kesatuan di dalam Bangsa, Bahasa dan Tanah Air Indonesia.
3. Adanya Kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama yakni Pancasila.
4. Adanya jiwa dan rasa semangat dalam bergotong royong, solidaritas serta toleransi keagamaan yang sangat kuat.
5. Adanya rasa senasib dan sepenanggungan yang diakibatkan oleh penderitaan semasa penjajahan.
Faktor penghambat integrasi nasional
1. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang memiliki sifat heterogen.
2. Kurangnya toleransi antar sesama golongan.
3. Kurangnya kesadaran di dalam diri masing-masing rakyat Indonesia terhadap segala ancaman dan gangguan yang mucul dari luar.
4. Adanya sikap ketidakpuasan terhadap segala ketimpangan dan ketidak merataan hasil pembangunan.

Intergrasi nasional merupakan salah satu cara untuk menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia,dimana salah satu contohnya yaitu antara pemerintah dengan wilayahnya. Integrasi itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu langkah yang baik untuk menyatukan sesuatu yang semula terpisah menjadi suatu keutuhan yang baik bagi bangsa Indonesia, misal menyatukan berbagai macam suku dan budaya yang ada serta menyatukan berbagai macam agama di Indonesia.
Adanya upaya mengintegrasikan Indonesia, perbedaan-perbedaan yang ada tetap harus diakui dan dihargai sehingga Indonesia menjadi negara yang dapat mencapai tujuannya. Selain menghargai dan mengakui berbagai macam perbedaan di Indonesia, masyarakat Indonesia harus memliki rasa toleransi terhadap sesama sehingga tidak terjadi konflik yang berkepanjangan yang dapat merugikan Indonesia.
Integrasi nasional penting untuk diwujudkan dalam kehidupan masyrakat Indonesia dikarenakan Indonesia merupakan negara yang masih berkembang atau dapat dikatakan negara yang masih mencari jati diri. Selain itu, integrasi nasional sangat penting untuk diwujudkan karena integrasi nasional merupakan suatu cara yang dapat menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia




Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
  https://id.wikipedia.org/wiki/Prasangka
              https://www.pelajaran.co.id/2017/15/pengertian-diskriminasi-penyebab-jenis-    bentuk-dan-contoh-diskriminasi.html
      https://id.wikipedia.org/wiki/Etnosentrisme
      https://www.kompasiana.com/banhin/590fc930cf7a61da048b4567/integrasi-nasional-apakah-penting
     





Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat pedesaan

Masyarakat Perkotaan Dan Masyarakat Pedesaan


Masyarakat Perkotaan, Aspek – Aspek Positif Dan Negatif

Masyarakat adalah sekelompok orang dalam sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka yang sebagian besar interaksinya adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Secara abstrak, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu pada sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan mata pencaharian utamanya. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan berbagai tipe masyarakat, seperti masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocok tanam, dan masyarakat agrikultural intensif (masyarakat peradaban). Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara.
Untuk menganalisis secara ilmiah tentang proses terbentuknya masyarakat sekaligus masalah-masalah yang ada sebagai proses-proses yang sedang berjalan atau bergeser kita memerlukan beberapa konsep. Konsep-konsep tersebut sangat perlu untuk menganalisis proses terbentuk dan tergesernya masyarakat dan kebudayaan, serta dalam sebuah penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut dinamika sosial (social dynamic). Konsep-konsep penting tersebut antara lain:
* Internalisasi (internalization)
* Sosialisasi (socialization)
* Enkulturasi (enculturation).

Syarat-Syarat Mayarakat
Syarat mutlak yang menjadi konsep tentang terbentuknya masyarakat, di dalam kehidupan manusia, antara lain adalah sebagai berikut;
Manusia yang Hidup Bersama
Menusia sebagai mahluk sosial tentusaja tidak bisa hidup sendiri, kesendirian yang dialami manusia akan mendorong seseorang untuk bergaul dan beritraksi satu sama lainnya. Interaksi yang terbentuk tersebut sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang untuk tinggal bersama, baik melakukan kontak sosial, menjalin kekerabatan, atau tindakan hubungan sosial lainnya. Oleh kaenannya kebersamaan yang dialami oleh manusia tersebut merupakan syarat utama disebut sebagai masyarakat.
Bergaul dalam Waktu Cukup Lama
Syarat masyarakat selanjutnya, adalah bergaulnya seseorang dalam lingkungan sosial, bergaul ini tidak hanya dilakukan seskali dalam seumur hidup. Sebab syarat utama bisa dikatakan anggota dalam masyarakat haruslah melakukan pergaulan atau hubungan sosial dalam kurun waktu tertentu.
Menciptakan Komunikasi dan Perturan
Sistem pergaulan manusia yang memiliki keanekaragaman dalam pemikiran tentusaja tidak bisa lepas dari konflik sosial yang menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Untuk menjaganya maka komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat akan melahirkan banyak pertauran yang dimulai dari kesepatakan bersama, dalam tatacara inilah komunikasi dan perturan bagian daripada syarat masyarakat.
Menyadari Integrasi Sosial
Syarat masyarakat yang selanjutnya adanya tingkat kesadaran yang menganggap pentingnya kehidupan bersama (integrasi) kehidupan ini kemudian menjadi mutlak harus dimiliki oleh setiap individu ang tergabung dalam masyarakat tertentu, sebab semua masyarakat yang berada di wilayah tertentu akan melahirkan integrasi sosial di dalamnya. Selengkapnya, baca; Pengertian Integrasi Sosial, Proses, Bentuk, Faktor, dan Contohnya
Melakukan Sosialisasi
Syarat kelompok sosial dikatakan sebagai masyarakat haruslah mampu memberikan edukasi pada generasi berikutnya, yang menjadi bagian panting dalam pengenalan dan tredisi adanya pewarisan trah dan keturunan terhadap anggota baru yang ada dalam kehidupan masyarakat. Selengkapnya, baca; Pengertian Sosialisasi, Proses, Tujuan, Bentuk, dan Media Sosialisasi
Selain adanya syarat masyarakat seperti yang sudah disebutkan di atas. Ada syarat lainnya setiap individu dikatakan sebagai masyarakat setempat (community), antara lain syarat tersebut adalah sebagai berikut;
1. Terdapatnya rumah yang terletak di wilayah-wilayah dalam geografis yang sama dengan para rumah yang ada di sekelilingnya.
2. Setiap individu memiliki interaksi sosial.
3. Sikap kebersamaan yang tidak di dasari pada hubungan kekerabatan, seperti hubungan pada keluarga.
Unsur-Unsur Masyarakat
Sebagai sebuah kesatuan dalam individu-individu, tentunya masyarakat memiliki berbagai bentuk unsur primer (utama) hingga bisa dikatakan sebagai masyarakat. Unsur yang mengharuskan ada dalam masyarakat, antara lain adalah sebagai berikut;
Kepercayaan dan Pengetahuan
Unsur kepercayaan dan juga pengetahuan adalah unsur utama dalam kehidupan masyarakat. Hal ini disebabkan karena setiap perilaku anggota dalam masyarakat sangat dipengaruhi oleh hal yang mereka yakini serta suatu hal yang diketahui tentang kebenaran, sistem religi, dan cara-cara penyembahan kepada sang Pencipta Alam Semesta. Adalah bagian utama dari unsur yang ada dalam terbentuknya masyarakat.
Perasaan
Perasaan merupakan keadaan jiwa yang dimiliki oleh kepada manusia lainnya. Perasaan ini kan terbentuk dalam masyarakat setelah melakukan hubungan sosial secara ajeg (konsiten) dalam kurun waktu tertentu, sikap perasaan yang dimiliki oleh masyarakat ini adalah bagian daripada upaya menciptakan hubungan harmonis dalam masyarakat.
Tujuan
Tujuan adalah unusr masyarakat yang mampu mengakomodir keinginan dan harapan berbagai individu yang tergabung, setiap masyarakat bisa dikatakan masyarakat jika memiliki tujuan yang disamakan, akan tetapi scara garis besar tujuan dalam masyarakat tersebut adalah menciptkan kehidupan yang damai, tentram, dan harmonis dengan sesama.
Kedudukan (Status)
Kedudukan sosial akan dihasilkan oleh masyarakat yang mampu mengintegrasikan keinginan-keinginan bersama. Kedudukan ini bisa dihiasilkan dari terbetunya lembaga sosial yang ada di tengah-tengah kehidupan, misalnya saja kedudukan sebagai Kepada Desa, Kyai, dan lain sebagainya.
Peran (Role)
Peran sosial bisa dikatakan sebagai unsur masyarakat jika mampu mengupyakan pelaksanaan hak dan kewajiban yang dimilikinya sesuai dengan kedudukan yang di dapatkan dalam masyarakat. Peran ini sebagai upaya menjaga kesetabilan dalam lingkungan sosial di masyarakat.
Norma
Norma adalah bagian penting dari adanya unsur masyarakat, setiap masyarakat yang tergabnung dalam wilayah tertentu akan menghasilan norma, upaya ini dilakukan untuk memberikan perlindiangan dan menjaga terjadinya konflik yang ada di lingkungan.
Sanksi
Sanksi adalah suatu bentuk imbalan yang akan diberikan oleh masyarakat kepada setiap individu yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada. Sanksi menjadi bagian penting dalam unsur masyarakat, alasannya dengan memiliki saksi masyarakat akan mampu terjaga dari perpecahan dalam kehidupannya.
Fasilitas
Fasilitas (sarana) adalah semua bentuk cara serta metode yang menunjang dalam kehidpan bersama, fasilitas menjadi unsur dalam masyarakat lantaran setiap masyarakat memiliki keinginan untuk mendapatkan apa yang menjadi kewajibannya setelah hak dikeluarkan, misalnya saja dalam kehidupan bernegara, masyarakat wajib membayar pajak dengan pajak yang diberikan masyarakat juga berhak mendapatkan fasilitas yang diinginkan.
Budaya
Budaya adalah unsur masyarakat yang terkhir, kebudayaan ini terbetuk karena adanya hubungan sosial yang dilakukan secara terus menerus da menciptakan kebiasaan (adat). Kebudayaan bisa menjadi ciri khas dan kebanggaan bagi setiap individu yang tergabung dalam masyarakat.

Bentuk Masyarakat
Bentuk masyarakat dapat diketahui melalui pengunjian dalam penelitian sosial. Bentuk masyarakat di hasilkan dari kebiasaan yang dilakukan oleh setiap indvidu yang tergabung dalam lingkungan sosialnya, baik untuk pergaulan ataupun untuk mendapatkan kepentingannya.
Macam-Macam Masyarakat
Macam masyarakat diantaranya adalah sebagai berikut;
Masyarakat Primitif
Pengertian masyarakat primitif adalah masyarakat yang pola hidupnya masih tradisonal dengan ciri khas memiliki tingkat kebudayaan yang cukup tinggi, sehingga tidak mau menerima perubahan sosial yang terjadi di sekelilingnya. Masyarakat seperti ini biasanya berada di daerah atau wilayah pedalaman yang terisolasi dari kamjuan zaman.
Masyarakat Modern
Pengertian masyarakat modern adalah masyarakat yang lebih inggi tingkatkan daripada masyarakat primitif. Masyarakat modern sudah memandang kehidupan sebagai hal yang perlu untuk melakukan kamjuan dalam perubahan sosial, alat yang dipergunakannya juga sudah tidak banyak lagi alat-alat tradisional. Misalnya dalam menanam padi masyarakat modern sudah mempergunaan peralatan seperti bajak, masin penggilingan padi, dan lain sebaginya.
Masyarakat Madani
Pengertian masyarakat madani adalah masyarakat yang sudah menerima segala bentuk-bentuk kamajuan serta dapat memanfaatkannya sebagai kebutuhan. Masyarakat madani adalah golingan terteinggi dalam kehidupan, alasan hal ini diungkpakan karena dalam masyarakat madani bukan hanya menerima perubahan sosial akan tetapi juga mampu melakukan filtrasi dalam perubahan yang dianggap sesuai ataupun tidak.
Masyarakat Multikutural
Pengertian masyarakat multikultural adalah masyarakat yang hidup bersama dalam banyak perbedaan, masyarakat ini memiliki hubungan yang tidak terlalu erat akan tetapi untuk menjaganya diperlukan kesadaran bahwa pentingnya hidup bersama dalam kerukunan. Contoh masyarakat multikultral adalah masyarakat Jakarta, yang memiliki hidup bersama meskipun ada banyak kebudayaan dan ciri khas berbeda. Selengkapnya, baca; 17 Hubungan Masyarakat Multikultural dan Cara Mengatasinya
Masyarakat Majemuk
Pengertian masyarakat majemuk adalah masyarakat yang bersatu karena banyak perbedaan di dalamnya, masyarakat ini cederung melakukan hubungan sosial yang terbatas untuk dapat menghindari konflik sosial yang ada. Masyrakat majemuk seringjuga diibarkan sebagai masyarakat yang terbentuk dalam ruang lingkup yang besar, tanpa adanya perbedaan wilayah.
Contoh yang bisa diberikan dalam masyarakat majemuk, misalnya saja Masyarakat Ekonomi Asean yang berada dalam ruang lingkup Asean, tidak ada batas negara hanya saja hubungan yang dilakukan hanya sebatas hubungan perekonomian.
Demikianlah penjelasan dan pembahasan mengenai pengertian masyarakat, unsur, syarat, dan bentuknya. Semoga dengan adanya tulisan ini bisa memberikan wawasan dan juga memberikan referensi yang mendalam kepada setiap pembaca yang mencari literasi menganai “Masyarakat”. Trimakasih,
Ciri kehidupan kota adalah sebagai berikut:
* Adanya pelapisan sosial ekonomi misalnya perbedaan tingkat penghasilan, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.
* Adanya jarak sosial dan kurangnya toleransi sosial di antara warganya.
* Adanya penilaian yang berbeda-beda terhadap suatu masalah dengan pertimbangan perbedaan kepentingan, situasi dan kondisi kehidupan.
* Warga kota umumnya sangat menghargai waktu.
* Cara berpikir dan bertindak warga kota tampak lebih rasional dan berprinsip ekonomi.
* Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial disebabkan adanya keterbukaan terhadap pengaruh luar.
* Pada umumnya masyarakat kota lebih bersifat individu sedangkan sifat solidaritas dan gotong royong sudah mulai tidak terasa lagi. (stereotip ini kemudian menyebabkan penduduk kota dan pendatang mengambil sikap acuh tidak acuh dan tidak peduli ketika berinteraksi dengan orang lain. Mereka mengabaikan fakta bahwa masyarakat kota juga bisa ramah dan santun dalam berinteraksi).

Masyarakat Pedesaan
   
      Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri, atau desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain. Suatu pedesaan masih sulit umtuk berkembang, bukannya mereka tidak mau berkembang tapi suatu hal yang baru terkadang bertentangan dengan apa yang leluhur mereka ajarkan karna itu masyarakat pedasaan sangat tertutup dengan hal-hal yang baru karena mereka masih memegang teguh adat-adat yang leluhur mereka ajarkan.



      Disuatu desa sangat terjangkau fasilitas seperti rumah sakit, sekolah, apotik atau prasarana dlm hal pendidikan dan kesehatan maupun teknologi mereka masih mengandalkan dukun atau paranormal dalam hal kesehatan mungkin hanya puskesmas yang ada di desa tapi itupun belum tentu ada di setiap daerah. Maupun pendidikan masih kurangnya sarana pendidikan didesa didlm sutu kecamatan terkadang hanya satu atau dua sekolahan saja, karena susahnya bantuan masuk dari pemerintah untuk membangun sekolah-sekolah di daerah desa dan terkadang jarang guru yang mau mengajar di daerah pedesaan.


Ciri-ciri masyarakat pedesaan
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat pedesaan yaitu :


Ø Kehidupan didesa masyarakatnya masih memegang teguh keagamaan atau adat dari leluhur mereka.
Ø Warga pedesaan lebih condong saling tolong-menolong tidak hidup individualism
Ø Warga pedesaan mayoritas memiliki pekerjaan sebagai petani.
Ø Fasilitas-fasilitas masih sulit ditemukan dipedesaan
Ø Warganya masih sulit untuk menerima hal baru atau mereka tertutup dengan hal-hal yang baru.

Perbedaan antara desa dan kota
      Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Perbedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Kita dapat membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan”.


      Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan, menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di desa itu, adalah pertama-tama, hubungan kekerabatan.


      Sistem kekerabatan dan kelompok kekerabatan masih memegang peranan penting. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti pekerjaan penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya merupakan pekerjaan sambilan saja.


      Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan penting. Orang akan selalu meminta nasihat kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. menyatakan bahwa di daerah pedesaan kekuasaan-kekuasaan pada umumnya terpusat pada individu seorang kiyai, ajengan, lurah dan sebagainya.


      Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan.


        Ciri ciri tersebut antara lain :
Ø jumlah dan kepadatan penduduk
Ø lingkungan hidup
Ø mata pencaharian
Ø corak kehidupan sosial
Ø stratifiksi sosial
Ø mobilitas sosial
Ø pola interaksi sosial
Ø solidaritas sosial
Ø kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional.


Aspek Positif dan Negatif

    Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan dan politik . Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk struktur kota tersebut . Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut.
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
1. Wisma : Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
2. Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.
3. Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
4. Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
5. Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.

Untuk itu semua , maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan :
a)    Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya .
b)    Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya.
c)    Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.
d)    Dalam rangka pemekaran kota , harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya .
Hubungan Desa-Kota, hubungan Pedesaan-perkotaan

Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur-mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota, misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak.


Aspek-aspek Negatif dan Positif

Konflik ( Pertengkaran)
Ramalan orang kota bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tenang dan harmonis itu memang tidak sesuai dengan kenyataan sebab yang benar dalam masyarakat pedesaan adalah penuh masalah dan banyak ketegangan. Karena setiap hari mereka yang selalu berdekatan dengan orang-orang tetangganya secara terus-menerus dan hal ini menyebabkan kesempatan untuk bertengkar amat banyak sehingga kemungkinan terjadi peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak dan sering terjadi.
Pertengkaran-pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan, dan sebagainya.
Kontraversi (pertentangan)
Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para ahli hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut kebiasaan masyarakat.
Kompetisi (Persiapan)
Sesuai dengan kodratnya masyarakat pedesaan adalah manusia-manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negatif. Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan usaha untuk meningkatkan prestasi dan produksi atau output (hasil). Sebaliknya yang negatif bila persaingan ini hanya berhenti pada sifat iri, yang tidak mau berusaha sehingga kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal ini kurang ada manfaatnya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat.
Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan tetapi kenyataannya adalah sebaliknya. Jadi apabila orang berpendapat bahwa orang desa didorong untuk bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat sambutan yang sangat dari para ahli.
Karena pada umumnya masyarakat sudah bekerja keras.
Perbedaan masyarakat pedesaan dan perkotaan

1. Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat perdesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnyadi daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
2. Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada umumnya mata pencaharian di dearah perdesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yg bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.
3. Ukuran Komunitas, Komunitas perdesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
4. Kepadatan Penduduk, Penduduk desa kepadatannya lbih rendah bila dibandingkan dgn kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dgn klasifikasi dari kota itu sendiri.
5. Homogenitas dan Heterogenitas, Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku nampak pada masyarakat perdesa bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang dgn macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.
6. Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yg tinggi di dlm diferensiasi Sosial.
7. Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yg tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.

Urbanisasi & Urbanisme
Urbanisasi mengacu pada pergeseran populasi dari daerah pedesaan ke perkotaan, "peningkatan bertahap jumlah orang yang tinggal di daerah perkotaan", dan cara-cara di mana setiap masyarakat menyesuaikan diri dengan perubahan ini. Hal ini secara khusus merujuk kepada proses di mana kota-kota yang terbentuk menjadi lebih besar karena lebih banyak orang mulai tinggal dan bekerja di daerah tersebut.Perserikatan Bangsa-Bangsa memproyeksikan bahwa setengah dari populasi dunia akan tinggal di daerah perkotaan pada akhir tahun 2008. Diperkirakan pada tahun 2050, sekitar 64% negara berkembang dan 86% negara maju akan mengalami urbanisasi. Itu setara dengan sekitar 3 miliar warga kota pada 2050, yang sebagian besar akan terjadi di Afrika dan Asia. Khususnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa juga baru-baru ini memproyeksikan bahwa hampir semua pertumbuhan populasi global dari tahun 2017 sampai 2030 akan diserap oleh kota-kota, sekitar 1,1 miliar orang baru perkotaan selama 13 tahun ke depan.
Urbanisasi relevan dengan berbagai disiplin ilmu, termasuk geografi, sosiologi, ekonomi, perencanaan kota, dan kesehatan masyarakat. Fenomena ini terkait erat dengan modernisasi, industrialisasi, dan proses sosiologi seperti rasionalisasi. Urbanisasi dapat dilihat sebagai kondisi khusus pada waktu yang ditentukan (misalnya proporsi total populasi atau wilayah di kota) atau sebagai peningkatan kondisi tersebut dari waktu ke waktu. Jadi urbanisasi dapat diukur baik dalam hal tingkat perkembangan perkotaan relatif terhadap keseluruhan populasi, atau sebagai tingkat ??di mana proporsi penduduk perkotaan meningkat. Urbanisasi menciptakan perubahan sosial, ekonomi dan lingkungan yang sangat besar, yang memberi kesempatan keberlanjutan dengan "potensi untuk menggunakan sumber daya secara lebih efisien, menciptakan lahan yang lebih lestari dan melindungi keanekaragaman hayati ekosistem alami".

Dampak Urbanisasi

Hubungan positif antara urbanisasi dan konsentrasi penduduk, akan berpengaruh terhadap kegiatan masyarakat dan akan menyebabkan semakin besarnya area konsentrasi penduduk di daerah perkotaan. Hal itu berdampak pada munculnya permasalahan pada daerah perkotaan. Persebaran penduduk yang akhirnya tidak merata antara pedesaan dan perkotaan menimbulkan kesenjangan sosial yang cukup memprihatinkan. Apalagi kualitas masyarakat yang melakukan urbanisasi masih rendah jika dilihat dari tingkat pendidikan, keahlian maupun kepedulian terhadap kualitas lingkungan maka urbanisasi akan berdampak pada permasalahan kependudukan, lingkungan dan tatanan fisik perkotaan. Permasalahan yang paling utama akibat urbanisasi adalah tatanan perkotaan dan daya dukung kota. Daya dukung kota sulit mengikuti proses urbanisasi yang menimbulkan ledakan jumlah penduduk di perkotaan karena lahan kosong sangat sulit ditemui, banyak ruang terbuka yang beralihfungsi menjadi lapak pedagang kaki lima (PKL), tempat parkir, bahkan perumahan warga. Banyak DAS (daerah aliran sungai) yang berubah fungsi menjadi permukiman warga dan kawasan industry illegal. Dalam jangka panjang, permasalahan lingkungan muncul akibat urbanisasi, lingkungan pemukiman menjadi kumuh dan tidak layak huni serta tidak sehat karena sering terkena banjir, kebakaran dan asap polusi. Penduduk-penduduk yang tidak memiliki ketrampilan serta pendidikan yang cukup justru akan sulit mendapatkan pekerjaan yang pada akhirnya akan bekerja seadanya dan tidak layak sehingga terjadi peningkatan pengangguran, kriminalitas, dan masalah sosial di kota besar.

Lebih jelas, dampak urbanisasi dikategorikan menjadi:

Dampak Positif Urbanisasi Bagi Desa
Dampak positif urbanisasi bagi desa (daerah asal) sebagai berikut:
1. Bagi desa yang padat penduduknya, urbanisasi dapat mengurangi jumlah penduduk.
2. Meningkatnya kesejahteraan penduduk desa melalui kiriman uang dan hasil pekerjaan dari keluarga yang bekerja secara layak di kota.
3. Mendorong pembangunan desa karena penduduk telah mengetahui kemajuan dikota.
4. Mengurangi jumlah pengangguran di pedesaan.
Dampak Negatif Urbanisasi Bagi Desa
Adapun dampak negatif urbanisasi bagi desa sebagai berikut:
1. Desa kekurangan tenaga kerja untuk mengolah pertanian karena sebagian besar penduduknya pindah ke kota.
2. Perilaku yang tidak sesuai dengan norma setempat akibat contoh dari gaya hidup di perkotaan sering ditularkan di kehidupan pedesaan.
3. Desa banyak kehilangan penduduk yang memiliki potensi dan berkualitas.
Dampak Positif Urbanisasi Bagi Kota
Dampak positif urbanisasi bagi kota sebagai berikut:
1. Kota dapat memenuhi kebutuhan jumlah tenaga kerja.
2. Semakin banyaknya sumber daya manusia yang berpotensi dan berkualitas.
Dampak Negatif Urbanisasi Bagi Kota
Dampak negatif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.
1. Meningkatnya pengangguran di perkotaan
2. Munculnya tunawisma, tunasosial dan gubuk-gubuk liar di kota.
3. Meningkatnya kemacetan lalu lintas.
4. Meningkatnya kejahatan, pelacuran, perjudian, dan bentuk masalah sosial lainn

Urbanisasi bukan hanya fenomena modern, tetapi juga transformasi historis akar sosial manusia yang cepat dan bersejarah dalam skala global, dimana budaya pedesaan berkembang dengan cepat digantikan oleh budaya perkotaan yang lebih dominan. Perubahan besar pertama dalam pola pemukiman adalah akumulasi pemburu-pengumpul ke wilayah pedesaan ribuan tahun yang lalu. Budaya desa ditandai oleh garis keturunan yang umum, hubungan erat, dan perilaku komunal, sedangkan budaya perkotaan ditandai oleh garis keturunan yang jauh, hubungan yang tidak biasa, dan perilaku kompetitif. Pergerakan manusia yang belum pernah terjadi sebelumnya diperkirakan akan terus berlanjut dan meningkat dalam beberapa dekade ke depan, meningkatnya luas wilayah kota ke ukuran yang tak terpikirkan pada satu abad sebelumnya. Akibatnya, kurva pertumbuhan populasi perkotaan dunia sampai saat ini mengikuti pola kuadratik hiperbolik.
Saat ini, di Asia, aglomerasi perkotaan di Osaka, Karachi, Jakarta, Mumbai, Shanghai, Manila, Seoul dan Beijing masing-masing telah menjadi rumah bagi lebih dari 20 juta orang, sementara Delhi dan Tokyo diperkirakan mendekati atau melampaui 40 juta orang dalam waktu satu dekade mendatang. Di luar Asia, Mexico City, São Paulo, London, New York City, Istanbul, Lagos dan Kairo, telah atau akan segera menjadi rumah bagi lebih dari 10 juta orang.













SUMBER : https://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat

                   https://id.wikipedia.org/wiki/Urbanisasi

Perangkat Lunak Analisis Web

  TUGAS MAKALAH PERANGKAT LUNAK ANALISIS WEB     DISUSUN OLEH Nama                                          : Muhamad Ridwan ...